Share to :

Kenali Ciri Demam Berdarah dan Tindakan Tepat untuk Mencegahnya

Penulis: HIT
30 October 2024

Waspada! Musim kemarau diprediksi akan lebih kering dari tahun-tahun sebelumnya. Menurut laporan RRI, kondisi ini menjadi ancaman yang cukup serius bagi kesehatan masyarakat, terutama terkait penyebaran penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Kira-kira, seperti apa bahaya DBD di musim kemarau ekstrem tahun ini?

DBD adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Penyakit ini sering kali meningkat kasusnya saat musim kemarau akibat kondisi lingkungan yang mendukung perkembangbiakan nyamuk.

Artikel ini akan membahas bahaya nyamuk DBD, terutama menjelang musim kemarau, serta cara efektif untuk mencegah penyebaMenilik Bahaya Nyamuk DBDrannya. Pastikan Anda simak informasinya sampai akhir!

Menilik Bahaya Nyamuk DBD

Terdapat beberapa bahaya yang ditimbulkan oleh nyamuk DBD yang perlu Anda ketahui. DBD ini ditandai dengan gejala seperti:

  • Demam tinggi mendadak
  • Nyeri sendi dan otot
  • Ruam kulit
  • Pendarahan pada gusi atau hidung
  • Kelelahan ekstrem

Baca juga: Kenali Ciri Demam Berdarah dan Tindakan Tepat untuk Mencegahnya

Peningkatan Kasus DBD saat Musim Kemarau

Musim kemarau memang sering dikaitkan dengan peningkatan kasus dan bahaya DBD karena kondisi lingkungan yang mendukung perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti. Meskipun banyak yang mengira bahwa nyamuk ini lebih aktif di musim hujan, kenyataannya musim kemarau juga bisa menjadi waktu yang rawan. 

Berikut ini adalah beberapa faktor yang menyebabkan lonjakan kasus DBD saat musim kemarau:

  1. Penggunaan Wadah Penampungan Air yang Lebih Banyak
    Saat musim kemarau, pasokan air bersih sering kali berkurang sehingga masyarakat cenderung menyimpan air dalam berbagai wadah seperti ember, bak mandi, drum, dan toren air. Sayangnya, wadah-wadah ini bisa menjadi tempat ideal bagi nyamuk Aedes Aegypti untuk bertelur.
    • Nyamuk Aedes Aegypti berkembang biak di air bersih yang tergenang dan tidak mengalir.
    • Telur nyamuk bisa bertahan dalam kondisi kering selama beberapa bulan dan menetas begitu terkena air.
    • Jika wadah penampungan tidak tertutup rapat atau tidak rutin dikuras, maka populasi nyamuk bisa meningkat drastis.

Lingkungan yang Lebih Kering Mendorong Nyamuk Mencari Sumber Air di Sekitar Pemukiman
Musim kemarau menyebabkan banyak genangan air alami mengering, seperti kubangan di hutan atau sawah. Sehingga akibatnya, nyamuk berpindah ke area pemukiman untuk mencari sumber air baru.

    • Nyamuk lebih aktif mencari tempat bertelur di sekitar rumah, seperti pot bunga, talang air yang tersumbat, tempat minum hewan peliharaan, hingga sampah plastik yang menampung air hujan.
    • Kurangnya hujan membuat air di sumur atau bak mandi tidak tergantikan secara alami, sehingga semakin lama menjadi tempat berkembang biak nyamuk.
    • Suhu panas mempercepat siklus hidup nyamuk, dari telur hingga dewasa, sehingga populasi mereka meningkat lebih cepat dibanding musim hujan.

Meskipun musim kemarau identik dengan kondisi kering, namun nyamuk Aedes Aegypti tetap bisa berkembang biak jika ada sumber air bersih yang menggenang. Maka dari itu, masyarakat harus lebih waspada dan aktif dalam menjaga kebersihan lingkungan

Perilaku Nyamuk di Musim Kemarau

Kondisi suhu tinggi dan kelembapan yang lebih rendah saat musim kemarau bisa menyebabkan perubahan pada pola aktivitas nyamuk, yang berujung pada peningkatan risiko penularan virus dengue. Berikut ini adalah beberapa perilaku nyamuk yang lebih agresif saat musim kemarau:

  • Agresivitas Meningkat: Suhu yang lebih tinggi dapat mempercepat siklus hidup nyamuk dan perkembangan virus dengue di dalam tubuh nyamuk.
  • Frekuensi Gigitan Lebih Tinggi: Kelembapan udara yang rendah dapat membuat nyamuk lebih sering mencari makan, meningkatkan risiko penularan virus dengue.

Cara Mencegah Penyebaran DBD

Mencegah bahaya DBD memerlukan langkah-langkah proaktif untuk mengendalikan populasi nyamuk Aedes aegypti dan mengurangi risiko gigitan. Berikut ini adalah beberapa cara efektif untuk mencegah penyebaran DBD:

  1. 3M Plus
    Salah satu cara yang terbukti efektif untuk mencegah penyebaran DBD adalah menerapkan metode 3M Plus. Memangnya, apa itu 3M Plus?
    • Menguras: Menguras tempat penampungan air secara rutin.
    • Menutup: Menutup rapat wadah air agar nyamuk tidak bisa bertelur.
    • Mendaur Ulang: Memanfaatkan kembali barang-barang bekas yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk.
    • Plus: Menggunakan produk pembasmi nyamuk instan seperti HIT Aerosol, memasang kelambu, dan menghindari gigitan nyamuk dengan memakai pakaian yang tertutup.

Lindungi Diri dan Keluarga, Gunakan HIT Aerosol!

Selain menerapkan 3M Plus, penggunaan produk pembasmi nyamuk seperti HIT Aerosol memang sangat disarankan. Sebab, HIT Aerosol ini 5x lebih efektif membunuh nyamuk seketika. Keunggulan HIT Aerosol lainnya adalah sebagai berikut:

  • Aman untuk digunakan, baunya nyaman dan tidak menyengat, serta diformulasikan untuk melindungi Anda dan keluarga tanpa risiko berbahaya jika digunakan sesuai petunjuk.
  • Mudah digunakan untuk perlindungan ekstra di dalam rumah, dan mudah dicari karena tersedia di minimarket terdekat dan e commerce.

Baca juga: Efektif! Inilah 2 Cara Mengusir dan Membunuh Nyamuk di Lingkungan Rumah

Bahaya DBD memang menjadi ancaman serius, terutama saat musim kemarau yang lebih kering. Pencegahan DBD tentunya membutuhkan kesadaran dan tindakan bersama untuk menjaga kesehatan masyarakat. Mari, lindungi diri dan keluarga dari DBD dengan melakukan pencegahan yang tepat!

Jangan lupa cek juga status risiko DBD di sekitar Anda melalui HIT Alert System untuk informasi terbaru dan langkah antisipasi lebih optimal.

Artikel Terkait

Produk Terkait

HIT Aerosol

5x Lebih Efektif Bunuh Nyamuk Seketika Dengan Double Nozzle

Beli Sekarang & Dapatkan Promo Spesial!

Kamu bisa membeli produk HIT Aerosol melalui toko online di bawah ini.

*klik salah satu untuk langsung ke toko resmi kami

Topik Lainnya